Jumat, 27 Mei 2016

PENYULUHAN LEPTOSPIROSIS


Nama Lain Leptospirosis  adalah Demam Pesawah, Demam Pemotong tebu, Demam Lumpur, Demam Non Virus. Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh  bakteri Leptospira sp. Bakteri leptospira dapat hidup dalam air, tanah yg lembab, tanaman dan lumpur dalam waktu yg lama. Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia (kerbau, sapi, kuda, domba, kambing atau binatang lainnya) atau sebaliknya (zoonosis). Penularannya melalui luka terbuka dan terkena air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan - bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir.
a.       Jenis Leptospirosis
1)      Leptospirosis ringan - pasien mengalami nyeri otot, menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus Leptospirosis tergolong jenis ini. Terjadi sekitar 7 sampai 14 hari setelah seseorang terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau sesudahnya.
2)      Leptospirosis berat - dapat mengancam jiwa. Ada risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis Leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi ginjal, hati dan organ lainnya. Pada beberapa kasus, orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka yang menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut usia lebih cenderung untuk menderita Leptospirosis yang parah.
b.      Jenis Penularan Leptospirosis
Penularan Langsung = Dari penderita ke penderita langsung terjadi melalui kontak selaput lendir (mukosa) mata, kontak luka yg terbuka, mulut, cairan urin, kontak seksual dan cairan abortus.  Kontak mulut jrang terjadi karena bakteri tidak tahan terhadap asam dalam mulut.
Penularan Tidak Langsung = Terjadi melalui media atau perantara, misal kontak dengan hewan atau manusia dengan barang-barang yg telah tercemar urin penderita melalui alas tanah, air kandang hewan, makanan, minuman dan jaringan tubuh.
c.       Gejala Klinis
1)      Pada Hewan
Bersifat subklinis (tetap terlihat sehat meski telah terserang).
Kucing : warna kekuningan, radang mata, hidung, batuk dan sesak napas, demam, tidak nabsu makan, dan depresi.
Babi : kelainan saraf (berjalan kaku & berputar-putar), berat badan turun, banyak minum dan banyak urinasi.
Sapi : lebih banyak terjadi pada pedet. Panas, Anemia, warna telingan & hidung hitam,  kematian.
2)      Pada Manuasia
Masa inkubasi 2 – 26 hari. Ada 3 fase perkembangan leptspirosis pada manusia yaitu :
1)      Fase septisemik
Merupakan fase awal atau leptospiremik dimana bakteri diisolasi dlm darah. Gejala yg timbul mendadak demam tinggi sampai menggigil disertai sakit kepala, nyeri otot, hiperaestesia pada kulit, mual muntah, diare, bradikardi relatif, ikterus, injeksi silier mata. Fase ini berlangsung 4-9 hari dan berakhir dengan menghilangnya gejala klinis untuk sementara.
2)      Fase Imun
Fase ini terjadi pada 0 – 30 hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri leptospirosis.
Gambaran klinis bervariasi dari demam tidak terlalu tinggi, gangguan fungsi ginjal dan hati, gangguan paru-paru serta gangguan hemostatis dengan manifestasi perdarahan spontan.
3)      Sindrom weil (fase Terakhir)
Ditandai dengan disfungsi ginjal, paru-paru, hati, dan perdarahan berat. Keadaan ini bisa memburuk setiap waktu yg dapat menagkibatkan kematian.
b.      Cara Menanggulangi Penyakit Leptospirosis
Pada hewan peliharaan/ternak: Diberikan vaksinasi leptospirosis
Pada manusia :
1)      Berperilaku hidup bersih dan sehat
2)      Membersihkan diri dengan antiseptik atau bersihkan diri setelah kontak dengan hewan, kandang, maupun lingkungan hewan berada.
3)      Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
4)      Kebiasaan merawat luka
5)      Pemakaian alat pelindung diri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar