Nama
Lain Leptospirosis adalah Demam Pesawah,
Demam Pemotong tebu, Demam Lumpur, Demam Non Virus. Leptospirosis merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri leptospira dapat hidup dalam air, tanah
yg lembab, tanaman dan lumpur dalam waktu yg lama. Penyakit ini paling sering
ditularkan dari hewan ke manusia (kerbau, sapi, kuda, domba, kambing atau
binatang lainnya) atau sebaliknya (zoonosis). Penularannya melalui luka terbuka
dan terkena air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan -
bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir.
a. Jenis Leptospirosis
1)
Leptospirosis ringan - pasien
mengalami nyeri otot, menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus
Leptospirosis tergolong jenis ini. Terjadi sekitar 7 sampai 14 hari setelah
seseorang terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut
mungkin muncul sebelum atau sesudahnya.
2) Leptospirosis berat -
dapat mengancam jiwa. Ada risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis
Leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi ginjal, hati dan organ
lainnya. Pada beberapa kasus, orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka
yang menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut usia lebih
cenderung untuk menderita Leptospirosis yang parah.
b. Jenis
Penularan Leptospirosis
Penularan
Langsung = Dari penderita ke penderita langsung terjadi melalui kontak selaput
lendir (mukosa) mata, kontak luka yg terbuka, mulut, cairan urin, kontak
seksual dan cairan abortus. Kontak mulut
jrang terjadi karena bakteri tidak tahan terhadap asam dalam mulut.
Penularan Tidak
Langsung = Terjadi melalui media atau perantara, misal kontak dengan hewan atau
manusia dengan barang-barang yg telah tercemar urin penderita melalui alas
tanah, air kandang hewan, makanan, minuman dan jaringan tubuh.
c.
Gejala Klinis
1)
Pada Hewan
Bersifat
subklinis (tetap terlihat sehat meski telah terserang).
Kucing : warna kekuningan, radang mata, hidung,
batuk dan sesak napas, demam, tidak nabsu makan, dan depresi.
Babi : kelainan saraf (berjalan kaku &
berputar-putar), berat badan turun, banyak minum dan banyak urinasi.
Sapi : lebih banyak terjadi pada pedet. Panas,
Anemia, warna telingan & hidung hitam,
kematian.
2)
Pada Manuasia
Masa
inkubasi 2 – 26 hari. Ada 3 fase perkembangan leptspirosis pada manusia yaitu :
1)
Fase septisemik
Merupakan
fase awal atau leptospiremik dimana bakteri diisolasi dlm darah. Gejala yg
timbul mendadak demam tinggi sampai menggigil disertai sakit kepala, nyeri
otot, hiperaestesia pada kulit, mual muntah, diare, bradikardi relatif,
ikterus, injeksi silier mata. Fase ini berlangsung 4-9 hari dan berakhir dengan
menghilangnya gejala klinis untuk sementara.
2)
Fase Imun
Fase ini terjadi
pada 0 – 30 hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri
leptospirosis.
Gambaran klinis
bervariasi dari demam tidak terlalu tinggi, gangguan fungsi ginjal dan hati,
gangguan paru-paru serta gangguan hemostatis dengan manifestasi perdarahan
spontan.
3)
Sindrom weil (fase
Terakhir)
Ditandai dengan
disfungsi ginjal, paru-paru, hati, dan perdarahan berat. Keadaan ini bisa
memburuk setiap waktu yg dapat menagkibatkan kematian.
b.
Cara Menanggulangi
Penyakit Leptospirosis
Pada hewan
peliharaan/ternak: Diberikan vaksinasi leptospirosis
Pada manusia :
1)
Berperilaku hidup bersih
dan sehat
2)
Membersihkan diri
dengan antiseptik atau bersihkan diri setelah kontak dengan hewan, kandang,
maupun lingkungan hewan berada.
3)
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga
4)
Kebiasaan merawat luka
5)
Pemakaian alat
pelindung diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar