Jumat, 27 Mei 2016

PENYAKIT LANSIA (SINDROM GAGAL PULIH)


A. Definisi Sindrom Gagal Pulih
Suatu sindrom yang berhubungan dengan menurunya fungsi organ tubuh, kerusakan sistim fisiologis secara multipel dan berkurangnya kemampuan untuk memulihkan homostasis tubuh (Bertali, et, al, 2006)
Sindroma gagal-pulih adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat dari menurunnya kapasitas multisistem yang berisiko tinggi terhadap timbulnya berbagai penyakit, trauma atau kondisi kesehatan negatif lainnya namun kondisi tersebut dapat dicegah melalui intervensi tertentu. Contoh bentuk gagal-pulih, antara lain: perawatan diri yang tidak terpelihara karena kelemahan dan keletihan (fatigue) atau seseorang yang sering jatuh karena gaya berjalan yang tidak seimbang atau kelemahan.
B. Penyebab Sindrom Gagal Pulih
Ø Faktor Estrinsik
1.    Lingkungan/sosial
Mis : lansia yang diisolasi, miskin, tinggal sendiri, penelantaran, penganiayaan
2. Pesikologis
Mis : depresi
3. Fungsionl
Mis : Dimensia
Ø Intrinsik (somatis)
1.    Penurunan energi yang diperoleh tubuh
Mis: Kondisi gigi geligi yang sudah ompong, malabsorbsi, disfagia.
2. Peningkatan kebutuhan energi
Mis: Status katabolik
3. Efek samping obat
Mis: Obat dg ES mual, muntah
4. Penyakit kronis
Mis: PPOK, Kanker, Penurunan audio-visual. (The Medical Council of Canada, 2008)
C. Tanda Dan Gejala
a. Di tandai dengan gejala
1. Kelemahan fisik (impared physical fungtion)
Faktor pencetus : gangguan neurologis, gangguan penglihatan, gangguan muskuloskeletal, kondisi lingkungan yang tidak kondusif, kemampuan pemberian perawatan, penyakit komorbid, obat-obatan.
2. Malnutrisi
Faktor pencetus : Hiposmia dan hipogeusia, Gangguan pada gigi dan mulut, Gangguan menelan dan bicara, compliance lambung, Waktu pengosongan lambung lebih lama, Cholesterofobia, Masalah ekonomi, Efek samping obat.
3. Depresi
Faktor pencetus : Duka cita (kematian), Penurunan hub. Sosial, Menciutnya jaringan sosial, Riwayat depresi, Respon pada penyakit kronis, Pengobatan dalam waktu lama
4. Kerusakan kongnitif (congnitif imparet)
Faktor pencetus : Dimensia, Delirium berat, Penyebab irreversible (CVA), Obat-obatan Mis: β-blocker, antikolinergik.
(Sarkisian, CA, 1996)
Apabila seseorang menunjukkan tiga gejala atau lebih disebut “gagal-pulih”, apabila hanya menunjukkan satu atau dua gejala disebut “pregagal-pulih”, sedangkan tidak menujukkan gejala apapun disebut “tak gagal-pulih”. Ketiga level tersebut tergantung pada usia, kondisi penyakit kronis, fungsi kognitif, dan gejala depresif.
D. Asuhan Keperawatan
a.    Pengkajian : Status kesehatan saat ini dan sebelumnya, Px fisik head to toe, Review pengobatan yang pernah diterima, Pemeriksaan lab, 4 gejala yg menandai gagal pulih, Pengkajian lingkungan.
b.    Diagnosa keperawatan.
Ø Intoleransi aktifitas b.d. imobilitas/bed rest secara umum
Ø Kelelahan b.d. masalah psikologis, situasional crisis, fisiologis, lingkungan
Ø Ketidakberdayaan b.d. stres jangka panjang, hilangnya kepercayaan pada Tuhan, pembatasan aktifitas yang lama, memburuknya keadaan fisiologis
Ø Resiko tinggi injury
Ø Gangguan mobilitas fisik
Ø Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Ø Nyeri kronik
c.    Prinsip interfensi keperawatan
1.    Kelemahan fisik
a)    Latihan fisik : Kekuatan menahan, gerakan fisik (cara berjalan dan balance) dan terapi wicara.
b)   Terapi okupasi
c)    Modifikasi lingkungan
2.    Depresi
a)    Psikoterapi : Pet therapy, Introduce, activities and visitors.
b)   Antidepresan
c)    Modifikasi lingkungan
3. Malnutrisi
a)    Kaji penyebab adanya gangguan pada pemenuhan nutrisi lansia.
Mis: penglihatan, ekstremitas atas, gx menelan, gx absorbsi, dll.
b)      Atasi oral pathology.
c)      Review pola makan lansia.
d)     Meningkatkan frekuensi makan.
e)      Berikan suplemen & penambah napsu makan.
f)       Berikan nutrisi enteral atau parenteral bila diperlukan.
4. Kerusakan Kognitif
a)      Mengembangkan pola pikir optimistik
b)      Mengatasi depresi
c)      Mengatasi malnutrisi
d)     Mengatasi infeksi
e)      Memberikan obat penghambat dimensia

5. Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan/kemampuan keluarga dan care giver profesional dalam merawat lansia.PENYAKIT LANSIA (SINDROM GAGAL PULIH)
A. Definisi Sindrom Gagal Pulih
Suatu sindrom yang berhubungan dengan menurunya fungsi organ tubuh, kerusakan sistim fisiologis secara multipel dan berkurangnya kemampuan untuk memulihkan homostasis tubuh (Bertali, et, al, 2006)
Sindroma gagal-pulih adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat dari menurunnya kapasitas multisistem yang berisiko tinggi terhadap timbulnya berbagai penyakit, trauma atau kondisi kesehatan negatif lainnya namun kondisi tersebut dapat dicegah melalui intervensi tertentu. Contoh bentuk gagal-pulih, antara lain: perawatan diri yang tidak terpelihara karena kelemahan dan keletihan (fatigue) atau seseorang yang sering jatuh karena gaya berjalan yang tidak seimbang atau kelemahan.
B. Penyebab Sindrom Gagal Pulih
Ø Faktor Estrinsik
1.    Lingkungan/sosial
Mis : lansia yang diisolasi, miskin, tinggal sendiri, penelantaran, penganiayaan
2. Pesikologis
Mis : depresi
3. Fungsionl
Mis : Dimensia
Ø Intrinsik (somatis)
1.    Penurunan energi yang diperoleh tubuh
Mis: Kondisi gigi geligi yang sudah ompong, malabsorbsi, disfagia.
2. Peningkatan kebutuhan energi
Mis: Status katabolik
3. Efek samping obat
Mis: Obat dg ES mual, muntah
4. Penyakit kronis
Mis: PPOK, Kanker, Penurunan audio-visual. (The Medical Council of Canada, 2008)
C. Tanda Dan Gejala
a. Di tandai dengan gejala
1. Kelemahan fisik (impared physical fungtion)
Faktor pencetus : gangguan neurologis, gangguan penglihatan, gangguan muskuloskeletal, kondisi lingkungan yang tidak kondusif, kemampuan pemberian perawatan, penyakit komorbid, obat-obatan.
2. Malnutrisi
Faktor pencetus : Hiposmia dan hipogeusia, Gangguan pada gigi dan mulut, Gangguan menelan dan bicara, compliance lambung, Waktu pengosongan lambung lebih lama, Cholesterofobia, Masalah ekonomi, Efek samping obat.
3. Depresi
Faktor pencetus : Duka cita (kematian), Penurunan hub. Sosial, Menciutnya jaringan sosial, Riwayat depresi, Respon pada penyakit kronis, Pengobatan dalam waktu lama
4. Kerusakan kongnitif (congnitif imparet)
Faktor pencetus : Dimensia, Delirium berat, Penyebab irreversible (CVA), Obat-obatan Mis: β-blocker, antikolinergik.
(Sarkisian, CA, 1996)
Apabila seseorang menunjukkan tiga gejala atau lebih disebut “gagal-pulih”, apabila hanya menunjukkan satu atau dua gejala disebut “pregagal-pulih”, sedangkan tidak menujukkan gejala apapun disebut “tak gagal-pulih”. Ketiga level tersebut tergantung pada usia, kondisi penyakit kronis, fungsi kognitif, dan gejala depresif.
D. Asuhan Keperawatan
a.    Pengkajian : Status kesehatan saat ini dan sebelumnya, Px fisik head to toe, Review pengobatan yang pernah diterima, Pemeriksaan lab, 4 gejala yg menandai gagal pulih, Pengkajian lingkungan.
b.    Diagnosa keperawatan.
Ø Intoleransi aktifitas b.d. imobilitas/bed rest secara umum
Ø Kelelahan b.d. masalah psikologis, situasional crisis, fisiologis, lingkungan
Ø Ketidakberdayaan b.d. stres jangka panjang, hilangnya kepercayaan pada Tuhan, pembatasan aktifitas yang lama, memburuknya keadaan fisiologis
Ø Resiko tinggi injury
Ø Gangguan mobilitas fisik
Ø Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Ø Nyeri kronik
c.    Prinsip interfensi keperawatan
1.    Kelemahan fisik
a)    Latihan fisik : Kekuatan menahan, gerakan fisik (cara berjalan dan balance) dan terapi wicara.
b)   Terapi okupasi
c)    Modifikasi lingkungan
2.    Depresi
a)    Psikoterapi : Pet therapy, Introduce, activities and visitors.
b)   Antidepresan
c)    Modifikasi lingkungan
3. Malnutrisi
a)    Kaji penyebab adanya gangguan pada pemenuhan nutrisi lansia.
Mis: penglihatan, ekstremitas atas, gx menelan, gx absorbsi, dll.
b)      Atasi oral pathology.
c)      Review pola makan lansia.
d)     Meningkatkan frekuensi makan.
e)      Berikan suplemen & penambah napsu makan.
f)       Berikan nutrisi enteral atau parenteral bila diperlukan.
4. Kerusakan Kognitif
a)      Mengembangkan pola pikir optimistik
b)      Mengatasi depresi
c)      Mengatasi malnutrisi
d)     Mengatasi infeksi
e)      Memberikan obat penghambat dimensia
5. Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan/kemampuan keluarga dan care giver profesional dalam merawat lansia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar