PENYAKIT DIARE
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Di Indonesia, hasil
survei yang dilakukan oleh program, diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun
2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan
dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk.
Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada tahun 2008 diperoleh angka
kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan
diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika dibandingkan 12 tahun
sebelumnya.
Kabupaten/kota
dengan angka kesakitan diare tertinggi (86,87-135,91 per 1000 penduduk) yaitu
Kabupaten Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo, Soppeng, Enrekang dan Luwu
Timur. Sedangkan terendah (9,82-31,93 per 1000 penduduk) yaitu Kabupaten
Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai, Maros, Bone, Sidrap, Parepare, Luwu dan
Palopo.
Jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember 2004 sebanyak 21 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada 10 kabupaten, 15 kecamatan dan 24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-Desember sebanyak 8 kejadian, 8 Kabupaten/Kota dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%.
Jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember 2004 sebanyak 21 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada 10 kabupaten, 15 kecamatan dan 24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-Desember sebanyak 8 kejadian, 8 Kabupaten/Kota dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%.
Tindakan dalam
pencegahan diare ini antara lain dengan perbaikan keadaan lingkungan, seperti
penyediaan sumber air minum yang bersih, penggunaan jamban, pembuangan sampah
pada tempatnya, sanitasi perumahan dan penyediaan tempat pembuangan air limbah
yang layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti pemberian ASI sampai
anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih, kebiasaan mencuci tangan sebelum
dan sesudah beraktivitas, membuang tinja anak pada tempat yang tepat,
memberikan imunisasi morbilitas. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit
asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga perilaku dan
keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat.
Kasus diare
selama tahun 2005 tercatat sebanyak 188.168 kasus (72,87%) dengan kematian
sebanyak 57 orang (CFR=0,03%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur > 5
tahun (100.347 kasus) dengan kematian 19 orang dan kelompok umur 1-4 tahun (60.794
kasus) kematian 13 orang sedang jumlah kasus terendah pada kelompok umur < 1
tahun (27.029 kasus) dengan kematian 25 org.
Situasi
pemberantasan penyakit diare pada tahun 2006 tercatat sebanyak 173.359 kasus
dengan cakupan tertinggi di Kabupaten Enrekang (179,46%), Kota Palopo
(154,50%), Kota Makassar (142,86%) dan Kabupaten Soppeng (109,10%). Bila
dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada
pada kelompok umur > 5 tahun (92.241 orang) dengan kematian terbanyak pada
kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 17 orang, pada tahun 2007 penyakit diare
tercatat mengalami penurunan yaitu sebanyak 209.435 kasus dengan jumlah kasus
tertinggi di Kab. Gowa (12.089 kasus). Bila di kelompokkan ke dalam
kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur < 5
tahun sebanyak 93.560 kasus.
Berdasarkan
profil kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2008, kasus diare kembali mengalami
penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi masih di Kota Makassar (45.929 kasus)
dan terendah di Kabupaten Enrekang (400 kasus), pada tahun 2009 sebanyak
226,961 kasus, tertinggi di Kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di
Kabupaten Selayar.
Pada tahun 2010
dari hasil pengumpulan data profil kesehatan jumlah perkiraan kasus diare
sebesar 339.871 kasus yaitu 166.003 laki laki dan 173.868 perempuan,
tertinggi masih tetap di kota Makassar 56.625 kasus dan terendah di kabupaten
Selayar sebesar 5.163 kasus, sedangkan yang ditangani sebesar 195.801
kasus (57,61%).
B. RUMUSAN MASALAH
a.
Apa itu diare?
b.
Mengapa diare bisa terjadi pada anak-anak?
c.
Apa gejala dari penyakit diare?
d.
Bagaimanakah diare dapat ditularkan?
e.
Hal apakah yang dapat mencegah terkenanya diare?
f.
Bagaimanakah cara untuk mengobati diare?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis karena untuk memenuhi tugas akhir
praktikum mikrobiologi yang tentunya bertujuan juga Untuk mengetahui masalah
diare yang terjadi pada anak anak di Indonesia. Karena
sekarang masih banyak kasus diare yang menyerang anak-anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan
kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang
lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh
Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan
adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini
lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan
kesehatan dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan
masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah
mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok
manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
1. Tujuan dan
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan
ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus.
·
Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara
lain:
1.
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur
sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3.
Melakukan kerja sama dan menerapkan
program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah
serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah
penyakit menular.
·
Tujuan dan ruang
lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap
lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
1.
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi
persyaratan kesehatan.
2.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat.
3.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara,
kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk
hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4.
Limbah cair dan padat
yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit,
dan lain-lain.
5.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
2. Tujuan
Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan
untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:
5.
Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan
makin diterimanya norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera.
Sejak dahulu sekitar abad 1 bahwa konsep sehat
sakit telah dipergunakan walaupun pengertian masih sangat terbatas. Pada saat
ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada
individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya
sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang,
misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya,
sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu
penyakit.
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya terbebas atau kelemahan.
Sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai suatu
hitam dan putih. Dimana kesehatan merupakan kebalikan dari penyakit atau
kondisi terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana itu tentu
dapat diterapkan dengan mudah akan tetapi mengabaikan adanya tentang sehat
sakit.
Sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat
kesejahteraan pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi
sejahtera yang optimal dengan energi yang paling meksimum, disamping kondisi
kematian yang menandakan habisnya energi total. Sehat adalah keadaan dinamis
yang berubah secara terus-menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
berbagai perubahan lingungan internal dan eksternalnyauntuk mempertahankan
keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang
sehat. Sedangkan rentang sakit adalah proses dimana fungsi individu dalam satu
atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penuruna bila dibandingkan
dengan kondisi individu sebelumnya.
Ada
beberapa pengemuka tentang konsep sehat sakit seperti WHO yang berpendapat
bahwa sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi
secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki atau
juga dapat diartikan dengan suatu keadaan yang sempurna dari aspek, mental,
sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan dan sakit adalah
suatu keadaan yang tidak seimbamg/sempurna seseorang dari aspek medis, fisik,
mental, sosial,psisikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga
kecacatan. Sedangkan menurut perkins sehat itu adalah suatu keadaan
keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor
yang berusaha mempengaruhinya dan sakit adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifatas
sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani, dan sosial.
Seseorang
mengalami proses sakit dapat ditandai dengan adanya perasaan tidak nyaman
terhadap dirinya karna timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik
seperti adanya perasaan nyeri, panas, dan lain sebagainya. Setelah seseorang merasa hal demikian mak dia
akan melakukan interprestasi sakit yang dialami dan akan merasakan
keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah
menginterprestasi gejala itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi
terhadap gejala tersebut seperti merasakan ketakutan atau kecemasan yang membuat
seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi
kesehatan sepeti doktor, perawat atau yang lainnya agar dapat mengetahui
kondisi tubuh yang sebenarnya sehingga jika terdapat penyakit seseorang akan
melakukan pengobatan agar dapat menyembuhkan penyakit yang menyerangnya.
C. DIARE
Diare (atau
dalam bahasa kasar disebut menceret)
(BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuahpenyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari
luka, penyakit,alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Ada
beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau
bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena
membuat usus kaget. Hal ini
terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari prosesdigestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur
dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari
cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan
material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang,
penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa
infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari
infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk
individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang
parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih
serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis
sepertipenyakit Crohn.
Meskipun penderita apendisitis umumnya
tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau
mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Gejala
yang biasanya ditemukan pada orang yang terkena
diare adalah
buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang
dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan
perut sering berbunyi.
Perawatan
untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan
tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah
menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih
lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di
bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
§ Diare pada balita
§ Diare menengah atau berat pada anak-anak
§ Diare yang bercampur dengan darah.
§ Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
§ Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan
berat badan, dan lain-lain.
§ Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang
eksotis seperti parasit)
§ Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut
kesehatan mental.
Penyakit diare atau berak mencret
merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Apa
itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa sajakah penyebab diare?
Dapatkah diare ini dicegah? Bagaimana penanganan diare yang sebaiknya?
Jika bayi atau anak
anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik
frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan keluar dalam
konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru
lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan
bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang
sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengan kata
lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari
kebiasaan buang air besar mereka.
BAB III
PEMBAHASAN
Diare (atau
dalam bahasa kasar disebut menceret)
(BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.