Kamis, 06 Desember 2012

Makalah DIARE


PENYAKIT DIARE
BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG MASALAH
            Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program, diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika dibandingkan 12 tahun sebelumnya. 
Kabupaten/kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (86,87-135,91 per 1000 penduduk) yaitu Kabupaten Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo, Soppeng, Enrekang dan Luwu Timur. Sedangkan terendah (9,82-31,93 per 1000 penduduk) yaitu Kabupaten Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai, Maros, Bone, Sidrap, Parepare, Luwu dan Palopo.
Jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember 2004 sebanyak 21 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada 10 kabupaten, 15 kecamatan dan 24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-Desember sebanyak 8 kejadian, 8 Kabupaten/Kota dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%.
Tindakan dalam pencegahan diare ini antara lain dengan perbaikan keadaan lingkungan, seperti penyediaan sumber air minum yang bersih, penggunaan jamban, pembuangan sampah pada tempatnya, sanitasi perumahan dan penyediaan tempat pembuangan air limbah yang layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang tinja anak pada tempat yang tepat, memberikan imunisasi morbilitas. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat.
Kasus diare selama tahun 2005 tercatat sebanyak 188.168 kasus (72,87%) dengan kematian sebanyak 57 orang (CFR=0,03%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur > 5 tahun (100.347 kasus) dengan kematian 19 orang dan kelompok umur 1-4 tahun (60.794 kasus) kematian 13 orang sedang jumlah kasus terendah pada kelompok umur < 1 tahun (27.029 kasus) dengan kematian 25 org.
Situasi pemberantasan penyakit diare pada tahun 2006 tercatat sebanyak 173.359 kasus dengan cakupan tertinggi di Kabupaten Enrekang (179,46%), Kota Palopo (154,50%), Kota Makassar (142,86%) dan Kabupaten Soppeng (109,10%). Bila dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur > 5 tahun (92.241 orang) dengan kematian terbanyak pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 17 orang, pada tahun 2007 penyakit diare tercatat mengalami penurunan yaitu sebanyak 209.435 kasus dengan jumlah kasus tertinggi  di Kab. Gowa (12.089 kasus). Bila di kelompokkan ke dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur < 5 tahun sebanyak 93.560 kasus. 
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2008, kasus diare kembali mengalami penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi masih di Kota Makassar (45.929 kasus) dan terendah di Kabupaten Enrekang (400 kasus), pada tahun 2009 sebanyak 226,961 kasus, tertinggi di Kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di Kabupaten Selayar.
Pada tahun 2010 dari hasil pengumpulan data profil kesehatan jumlah perkiraan kasus diare sebesar 339.871 kasus  yaitu 166.003 laki laki dan 173.868 perempuan, tertinggi masih tetap di kota Makassar 56.625 kasus dan terendah di kabupaten Selayar sebesar 5.163 kasus, sedangkan yang ditangani sebesar  195.801 kasus  (57,61%).

B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Apa itu diare?
b.      Mengapa diare bisa terjadi pada anak-anak?
c.       Apa gejala dari penyakit diare?
d.      Bagaimanakah diare dapat ditularkan?
e.       Hal apakah yang dapat mencegah terkenanya diare?
f.       Bagaimanakah cara untuk mengobati diare?

C.    TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis karena untuk memenuhi tugas akhir praktikum mikrobiologi yang tentunya bertujuan juga Untuk mengetahui masalah diare yang terjadi pada anak anak di Indonesia. Karena sekarang masih banyak kasus diare yang menyerang anak-anak.


BAB II
LANDASAN TEORI


     Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

1. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus
·         Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:
1.     Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2.     Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3.     Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
·         Tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
1.     Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2.     Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3.     Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBMbatubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4.     Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanianpeternakanindustri, rumah sakit, dan lain-lain.
5.     Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.              
6.     Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7.     Kebisinganradiasi, dan kesehatan kerja.
8.     Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan

2. Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:
1.     Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
2.     Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3.     Peningkatan status gizi masyarakat.
4.     Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5.     Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Sejak dahulu sekitar abad 1 bahwa konsep sehat sakit telah dipergunakan walaupun pengertian masih sangat terbatas. Pada saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu penyakit.
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya terbebas atau kelemahan. Sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai suatu hitam dan putih. Dimana kesehatan merupakan kebalikan dari penyakit atau kondisi terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana itu tentu dapat diterapkan dengan mudah akan tetapi mengabaikan adanya tentang sehat sakit.
Sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal dengan energi yang paling meksimum, disamping kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total. Sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus-menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingungan internal dan eksternalnyauntuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan rentang sakit adalah proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penuruna bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
     Ada beberapa pengemuka tentang konsep sehat sakit seperti WHO yang berpendapat bahwa sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki atau juga dapat diartikan dengan suatu keadaan yang sempurna dari aspek, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan dan sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbamg/sempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental, sosial,psisikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan. Sedangkan menurut perkins sehat itu adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor yang berusaha mempengaruhinya dan sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifatas sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani, dan sosial.
     Seseorang mengalami proses sakit dapat ditandai dengan adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karna timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri, panas, dan lain sebagainya.  Setelah seseorang merasa hal demikian mak dia akan melakukan interprestasi sakit yang dialami dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah menginterprestasi gejala itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut seperti merasakan ketakutan atau kecemasan yang membuat seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan sepeti doktor, perawat atau yang lainnya agar dapat mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya sehingga jika terdapat penyakit seseorang akan melakukan pengobatan agar dapat menyembuhkan penyakit yang menyerangnya.

C.  DIARE
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuahpenyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit,alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari prosesdigestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti  disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis sepertipenyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Gejala yang biasanya ditemukan pada orang yang terkena diare adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
§  Diare pada balita
§  Diare menengah atau berat pada anak-anak
§  Diare yang bercampur dengan darah.
§  Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
§  Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
§  Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
§  Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita.  Apa itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa sajakah penyebab diare? Dapatkah diare ini dicegah?  Bagaimana penanganan diare yang sebaiknya?
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi  sering dan keluar dalam konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja.  Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.

  



BAB III
PEMBAHASAN

Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.

info lebih lanjut : https://sehatsehatiweb.wordpress.com/2013/02/20/diare/